PEREKONOMIAN
INDONESIA
“PERDAGANGAN
LUAR NEGERI”
NAMA
|
NPM
|
ABID
GILANG R
|
|
DICKY
WAHYUDI
|
23214055
|
REFFIEN
FEBRIANO
|
28214986
|
TINA
BETARIA SAGALA
|
28213914
|
Dosen : EVA KARLA
KELAS 1EB06
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS
EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI
2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat allah SWT atas
segala Rahmat, Hikmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini. Adapun tema dari makalah ini adalah Perekonomian Indonesia, penulisan
makalah ini dibuat untuk memenuhi kelengkapan tugas softskill perekonomian
Indonesia.
Makalah yang disusun untuk mempelajari lebih detail
mengenai Perdagangan Luar Negeri.
Penulis berharap Makalah ini dapat membantu rekan-rekan
dalam menambah ilmu dan wawasan.
Saaran dan kritik dari berbagai pihak kami harapkan untuk
menyemprunakan makalah ini.
Demikian, terimakasih
Depok,
April 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. iv
A. LATAR
BELAKANG.......................................................................................... iv
B. RUMUSAN
MASALAH...................................................................................... iv
C. TUJUAN
PENULISAN MAKALAH.................................................................. v
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................. 1
A. Teori Perdangangan Internasional......................................................................... 1
1. Pengertian perdagangan Internasional............................................................ 1
2. Teori Perdangangan Internasional................................................................... 1
B. Perkembangan Ekspor Indonesia......................................................................... 6
1. Kondisi
Ekspor Indonesia Dewasa Ini............................................................ 6
C. Tingkat Daya Saing.............................................................................................. 9
1. Daya Saing..................................................................................................... 9
BAB III PENUTUP........................................................................................................... 12
A. KESIMPULAN.................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 13
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Ekonomi merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia. Seiring perkembangan zaman ,tentu kebutuhan terhadap manusia
bertambah oleh karena itu ekonomi secara terus-menerus mengalami pertumbuhan
dan perubahan. Perubahan yang secara umum terjadi pada perekonomian yang
dialami suatu negara seperti inflasi ,pengangguran , kesempatan kerja, hasil
produksi,dan sebagainya. Jika hal ini ditangani dengan tepat maka suatu negara
mengalami keadaan ekonomi yang stabil, mempengaruhi kesejahteraan kehidupan
penduduk yang ada negara tersebut.
Lalu bagaimanakah dengan negara kita yaitu Indonesia ?
Indonesia dari segi ekonomi merupakan negara yang sedang dalam tahap
pengembangan untuk menjadi negara maju . Memiliki penduduk yang termasuk padat
tidak mudah memang menghadapi berbagai persoalan ekonomi yang terjadi, tentu
pemerintah terus berupaya mencari solusi untuk menstabilkan perekonomian di
Indonesia . Dalam kesempatan ini penulis akan menjelaskan tentang kondisi
perokonomian Indonesia serta peran dan posisi ekonomi Indonesia di Dunia.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan
latar belakang masalah agar penguraian makalah lebih terarah dan terfokus maka rumusan masalahnya adalah
1. Teori Perdagangan internasional
2. Pengertian Perdagangan Internasional
3. Perkembangan Ekspor Indonesia
4. Tingkat Daya Saing
C.
TUJUAN PENULISAN MAKALAH
Untuk
memberikan suatu wawasan dan pengetahuan mengenai perekonomian Indonesia bagi
penulis dan pembaca, agar lebih memahami perkembangan ekonomi di Indonesia
secara luas. Selain itu, makalah ini dibuat sebagai bahan penyelesaian tugas makalah
mata kuliah Perekonomian Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori
– Teori Perdagangan Internasional
1. Pengertian Perdagangan
Internasional
Perdagangan
internasiona ladalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara
dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang
dimaksud dapat berupa antar perorangan (individu dengan individu), antara
individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan
pemerintah negara lain. Di banyak negara, perdagangan internasional menjadi
salah satu faktor utama untuk meningkatkan GDP. Meskipun perdagangan
internasional telah terjadi selama ribuan tahun (lihat Jalur Sutra, Amber
Road), dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru
dirasakan beberapa abad belakangan. Perdagangan internasional pun turut
mendorong Industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan kehadiran
perusahaan multinasional.
2.Teori Perdagangan internasional
I.
TEORI
KLASIK
·
Absolute
Advantage dari Adam Smith
Teori Absolute Advantage lebih
mendasarkan pada besaran/variable riil bukan moneter sehingga sering dikenal
dengan nama teori murni (pure theory) perdagangan internasional. Murni dalam
arti bahwa teori ini memusat kan perhatiannya pada variable riil seperti
misalnya nilai suatu barang diukur dengan banyaknya tenaga kerja yang
dipergunakan untuk menghasilkan barang. Makin banyak tenaga kerja yang
digunakan akan makin tinggi nilai barang tersebut (Labor Theory of value ).
Kelebihan dari teori Absolute
advantage yaitu terjadinya perdagangan bebas antara dua negara yang saling
memiliki keunggulan absolut yang berbeda, dimana terjadi interaksi ekspor dan
impor hal ini meningkatkan kemakmuran negara. Kelemahannya yaitu apabila hanya
satu negara yang memilikikeunggulanabsolutmakaperdaganganinternasionaltidakakanterjadikarenatidakadakeuntungan.
•
Comparative Advantage : JS Mill
Teori ini menyatakan bahwa suatu
Negara akan menghasilkan dan kemudian mengekspor suatu barang yang memiliki
comparative advantage terbesar dan mengimpor barang yang dimiliki comparative
disadvantage ( suatu barang yang dapat dihasilkan dengan lebih murah dan
mengimpor barang yang kalau dihasilkan sendiri memakan ongkos yang besar )
Kelebihan untuk teori comparative
advantage ini adalah dapat menerangkan berapa nilai tukar dan berapa keuntungan
karena pertukaran dimana kedua hal ini tidak dapat diterangkan oleh teori
absolute advantage.
II. COMPARATIVE COST DARI DAVID
RICARDO
1. Cost Comparative Advantage
( Labor efficiency )
Menurut teori cost comparative
advantage (labor efficiency), suatu Negara akan memperoleh manfaat dari
perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor
barang dimana Negara tersebut dapat berproduksi relative lebih efisien serta
mengimpor barang di mana negara tersebut berproduksi relative kurang/tidak
efisien. Berdasarkan contoh hipotesis dibawah ini maka dapat dikatakan bahwa
teori comparative advantage dari David Ricardo adalah cost comparative
advantage.
2. Production Comperative Advantage ( Laborproduktifiti)
Suatu Negara akan memperoleh manfaat
dari perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan
mengekspor barang dimana negara tersebut dapat berproduksi relative lebih
produktif serta mengimpor barang dimana negarat ersebut berproduksi relative
kurang / tidak produktif
Walaupun Indonesia memiliki
keunggulan absolut dibandingkan cina untuk kedua produk, sebetulnya perdagangan
internasional akan tetap dapat terjadi dan menguntungkan keduanya melalui
spesialisasi di masing-masing negara yang memiliki labor productivity.
Kelemahan teorik lasik Comparative
Advantage tidak dapat menjelaskan mengapa terdapat perbedaan fungsi produksi
antara 2 negara. Sedangkan kelebihannya adalah perdagangan internasional antara
dua negara tetap dapat terjadi walaupun hanya 1 negara yang memiliki keunggulan
absolut asalkan masing-masing dari negara tersebut memiliki perbedaan dalam
cost Comparative Advantage atau production Comparative Advantage. Paham klasik
dapat menerangkan comparative advantage yang diperoleh dari perdagangan luar
negeri timbul sebagai akibat dari perbedaan harga relative ataupun tenaga kerja
dari barang-barang tersebut yang diperdagangkan.
III. TEORI MODERN
Teori Heckscher-Ohlin (H-O) menjelaskan
beberapa polaper dagangan dengan baik, negara-negara cenderung untuk mengekspor
barang-barang yang menggunakan faktor produksi yang relative melimpah secara
intensif
Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan
perdagangan dengan negara lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan
komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor produksi.
Basis dari keunggulan komparatif adalah:
1. Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor
produksi didalam suatu negara.
2. Faktor intensity, yaitu teknologi yang digunakan didalam
proses produksi, apakah labor intensity atau capital intensity.
A. The Proportional
Factors Theory
Teori
modern Heckescher-ohlin atau teori H-O menggunakan dua kurva pertama adalah
kurva isocost yaitu kurva yang menggabarkan total biaya produksi yang sama. Dan
kurva isoquant yaitu kurva yang menggabarkan total kuantitas produk yang sama.
Menurut teori ekonomi mikro kurva isocost akan bersinggungan dengan kurva
isoquant pada suatu titik optimal. Jadi dengan biaya tertentu akan diperoleh
produk yang maksimal atau dengan biaya minimal akan diperoleh sejumlah produk
tertentu.
Analisis teori H-O :
a.
Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau
proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing Negara
b.
Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-masing
negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang
dimilkinya.
c.
Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan
mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memilki faktor produksi yang
relatif banyak dan murah untuk memproduksinya
d.
Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang tertentu karena
negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal untuk
memproduksinya.
Kelemahan
dari teori H-O yaitu jika jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki
masing-masing negara relatif sama maka harga barang yang sejenis akan sama pula
sehingga perdagangan internasional tidak akan terjadi.
B. Paradoks Leontief
Wassily
Leontief seorang pelopor utama dalam analisis input-output matriks, melalui
study empiris yang dilakukannya pada tahun 1953 menemukan fakta, fakta itu
mengenai struktur perdagangan luar negri (ekspor dan impor). Amerika serikat
tahun 1947 yang bertentangan dengan teori H-O sehingga disebut sebagai paradoks
leontief
Berdasarkan penelitian
lebiih lanjut yang dilakukan ahli ekonomi perdagangan ternyata paradox liontief
tersebut dapat terjadi karena empat sebab utama yaitu :
a.
Intensitas faktor produksi yang berkebalikan
b.
Tariff and Non tariff barrier
c.
Pebedaan dalam skill dan human capital
d.
Perbedaan dalam faktor sumberdaya alam
Kelebihan
dari teori ini adalah jika suatu negara memiliki banyak tenaga kerja terdidik
maka ekspornya akan lebih banyak. Sebaliknya jika suatu negara kurang memiliki
tenaga kerja terdidik maka ekspornya akan lebih sedikit.
C. Teori Opportunity
Cost
Opportunity
Cost digambarkan sebagai production possibility curve ( PPC ) yang menunjukkan
kemungkinan kombinasi output yang dihasilkan suatu Negara dengan sejumlah
faktor produksi secara full employment. Dalam hal ini bentuk PPC akan
tergantung pada asusmsi tentang Opportunity Cost yang digunakan yaitu PPC
Constant cost dan PPC increasing cost
D. Offer
Curve/Reciprocal Demand (OC/RD)
Teori
Offer Curve ini diperkenalkan oleh dua ekonom inggris yaitu Marshall dan
Edgeworth yang menggambarkan sebagai kurva yang menunjukkan kesediaan suatu
Negara untuk menawarkan/menukarkan suatu barang dengan barang lainnya pada
berbagai kemungkinan harga.
Kelebihan dari offer
curve yaitu masing-masing Negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan
internasional yaitu mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Permintaan dan penawaran pada faktor
produksi akan menentukan harga factor produksi tersebut dan dengan pengaruh
teknologi akan menentukan harga suatu produk. Pada akhirnya semua itu akan
bermuara kepada penentuan comparative advantage dan polaper dagangan (trade
pattern) suatu negara. Kualitas sumber daya manusia dan teknologi adalah dua
faktor yang senantiasa diperlukan untuk dapat bersaing di pasar internasional.
Teori perdagangan yang baik untuk diterapkan adalah teori modern yaitu teori
Offer Curve.
B.
Perkembangan Ekspor Indonesia
1. Kondisi
Ekspor Indonesia Dewasa Ini
Pengutamaan Ekspor bagi Indonesia sudah digalakkan
sejak tahun 1983. Sejak saat itu, ekspor menjadi perhatian dalam memacu
pertumbuhan ekonomi seiring dengan berubahnya strategi industrialisasi-dari
penekanan pada industri substitusi impor ke industri promosi ekspor. Konsumen
dalam negeri membeli barang impor atau konsumen luar negeri membeli barang
domestik, menjadi sesuatu yang sangat lazim. Persaingan sangat tajam antar
berbagai produk. Selain harga, kualitas atau mutu barang menjadi faktor penentu
daya saing suatu produk.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia
Januari-Oktober 2008 mencapai 118,43 juta US$ atau meningkat 26,92% dibanding
periode yang sama tahun 2007, sementara ekspor non migas mencapai 92,26 juta
US$ atau meningkat 21,63%. Sementara itu menurut sektor, ekspor hasil
pertanian, industri, serta hasil tambang dan lainnya pada periode tersebut
meningkat masing-masing 34,65%, 21,04%, dan 21,57% dibandingkan periode yang
sama tahun sebelumnya.
Adapun selama periode ini pula, ekspor dari 10
golongan barang memberikan kontribusi 58,8% terhadap total ekspor non migas.
Kesepuluh golongan tersebut adalah, lemak dan minyak hewan nabati, bahan bakar
mineral, mesin atau peralatan listrik, karet dan barang dari karet, mesin-mesin
atau pesawat mekanik. Kemudian ada pula bijih, kerak, dan abu logam, kertas
atau karton, pakaian jadi bukan rajutan, kayu dan barang dari kayu, serta
timah.
Selama periode Januari-Oktober 2008, ekspor dari 10
golongan barang tersebut memberikan kontribusi sebesar 58,80% terhadap total
ekspor non migas. Dari sisi pertumbuhan, ekspor 10 golongan barang tersebut
meningkat 27,71% terhadap periode yang sama tahun 2007.
Sementara itu, peranan ekspor non migas di luar 10
golongan barang pada Januari-Oktober 2008 sebesar 41,20%.
Jepang pun masih merupakan negara tujuan ekspor
terbesar dengan nilai US$11,80 juta (12,80%), diikuti Amerika Serikat dengan
nilai 10,67 juta US$ (11,57%), dan Singapura dengan nilai 8,67 juta US$
(9,40%).
Peranan dan perkembangan ekspor non migas Indonesia
menurut sektor untuk periode Januari-Oktober tahun 2008 dibanding tahun 2007
dapat dilihat pada. Ekspor produk
pertanian, produk industri serta produk pertambangan
dan lainnya masing-masing meningkat 34,65%, 21,04%, dan 21,57%.
Dilihat dari kontribusinya terhadap ekspor
keseluruhan Januari-Oktober 2008, kontribusi ekspor produk industri adalah
sebesar 64,13%, sedangkan kontribusi ekspor produk pertanian adalah sebesar
3,31%, dan kontribusi ekspor produk pertambangan adalah sebesar 10,46%,
sementara kontribusi ekspor migas adalah sebesar 22,10%.
Kendati secara keseluruhan kondisi ekspor Indonesia
membaik dan meningkat, tak dipungkiri semenjak terjadinya krisis finansial
global, kondisi ekspor Indonesia semakin menurun. Sebut saja saat ekspor per
September yang sempat mengalami penurunan 2,15% atau menjadi 12,23 juta US$
bila dibandingkan dengan Agustus 2008. Namun, secara year on year mengalami
kenaikan sebesar 28,53%.
Perkembangan Ekspor Indonesia Berdasarkan Sektor
C.
Tingkat Daya Saing
3.
DAYA SAING
Daya saing merupakan salah satu kriteria yang menentukan
keberhasilan suatu negara di dalam perdagangan internasional. Berdasarkan badan
pemeringkat daya saing dunia, IMD World Competitiveness Yearbook 2006,
posisi daya saing Indonesia sangat menyedihkan. IMD World Competitiveness
Yearbook (WCY) adalah sebuah laporan mengenai daya saing negara yang
dipublikasikan sejak tahun 1989. Pada tahun 2000, posisi daya saing Indonesia
menduduki peringkat 43 dari 49 negara. Tahun 2001 posisi daya saing Indonesia
semakin menurun, yaitu menduduki peringkat 46. Selanjutnya, tahun 2002 posisi
daya saingnya masih menduduki posisi bawah, yaitu peringkat 47. Lalu, tahun
2003, posisi daya saingnya malah makin terpuruk, yaitu menduduki peringkat 57.
Tahun 2004 menduduki peringkat 58. Tahun 2005 Indonesia menduduki posisi 58.
Tahun 2006 Indonesia telah menduduki posisi 60.
Tabel I.1 Posisi Daya Saing
Indonesia
Negara
|
2000
|
2001
|
2002
|
2003
|
2004
|
2005
|
2006
|
USA
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
Singapura
|
2
|
3
|
8
|
4
|
2
|
3
|
3
|
Malaysia
|
26
|
28
|
24
|
21
|
16
|
28
|
23
|
Korea
|
29
|
29
|
29
|
37
|
35
|
29
|
38
|
Jepang
|
21
|
23
|
27
|
25
|
23
|
21
|
17
|
Cina
|
24
|
26
|
28
|
29
|
24
|
31
|
19
|
Thailand
|
31
|
34
|
31
|
30
|
29
|
27
|
32
|
Indonesia
|
43
|
46
|
47
|
57
|
58
|
59
|
60
|
Sumber: IMD World Competitiveness Yearbook (WCY)
Data pada tabel I.1 sungguh sangat memprihatinkan. Posisi
daya saing yang cenderung makin menurun membuktikan bahwa banyak hal yang perlu
diperbaiki di negeri ini. Sebagai negara yang memiliki wilayah daratan sebesar
1,9 juta kilometer persegi dan luas wilayah lautan lebih dari 3,2 juta
kilometer persegi, serta kekayaan alamnya yang tersebar luas, sangat
disayangkan karena daya saing Indonesia jauh di bawah negara tetangga.
Faktor dalam menentukan daya saing menurut IMD World
Competitiveness Yearbook terbagi menjadi 4 kategori yaitu, kinerja ekonomi,
efisiensi pemerintah, efisiensi bisnis, infrastruktur. Setiap kategori memiliki
beberapa kriteria. IMD World Competitiveness Yearbook (WCY) memeringkat
dan menganalisis kemampuan suatu negara dalam menciptakan dan menjaga
lingkungan di mana perusahaan dapat bersaing. Persaingan akan membawa suatu
negara lebih kompetitif dibandingkan dengan negara lain.
Kinerja ekonomi terdiri dari 77 kriteria mengenai evaluasi
makro ekonomi domestik. Kriteria kinerja ekonomi meliputi ekonomi domestik,
perdagangan internasional, investasi internasional, pengangguran dan harga.
Efisiensi pemerintah terdiri dari 72 kriteria mengenai
kebijakan pemerintah yang mempengaruhi iklim kompetitif. Kriteria efisiensi
pemerintah meliputi keuangan publik, kebijakan fiskal, kerangka kerja
institusi, peraturan bisnis, dan kerangka kerja sosial.
Efisiensi bisnis terdiri dari 68 kriteria yang mempengaruhi
kinerja perusahaan dalam inovasi, keuntungan dan tanggung jawab. Kriteria
efisiensi bisnis meliputi produktivitas dan efisiensi, pasar tenaga kerja,
pembiayaan, perilaku dan praktik manajemen.
Gambar I.1 Pertumbuhan Ekonomi dan
Permintaan Agregat Indonesia
(2000 – 2005)
Sumber : Bank Indonesia, diolah oleh DPKLTS Barasetra Pusat
Faktor infrastruktur terdiri dari 95 kriteria yang
berhubungan dengan segala kebutuhan dasar untuk bisnis, teknologi, ilmiah, dan
sumber daya manusia. Faktor infrastruktur meliputi infrastruktur dasar,
infrastruktur teknologi, infrastruktur ilmiah, kesehatan, lingkungan dan
pendidikan.
Grafik permintaan agregat Indonesia yang ditunjukkan pada
gambar I.1. Permintaan agregat adalah total atau kuantitas agregat output yang
bersedia dibeli pada tingkat harga yang diberikan, hal-hal lainnya konstan
(Samuelson dan Nordhaus, 2004). Gambar I.1 menunjukkan bahwa pertumbuhan
ekonomi cenderung didominasi oleh konsumsi dan impor. Jumlah ekspor dan
investasi cenderung tidak stabil. Ekspor yang tinggi akan sangat membantu
meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Untuk meningkatkan ekspor, Indonesia harus
memiliki daya saing di pasar perdagangan internasional yang tinggi.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Indonesia merupakan negara dimana
pemerintah mempunyai peranan penting untuk memajukan perekonomian.
2. .Kondisi perekonomian Indonesia
untuk kedepannya diperkirakan terus membaik namun faktor-faktor penghambat
masih terus ada.
3. Peran dan posisi perekonomian
Indonesia di dunia diharapkan terus meningkat .
DAFTAR PUSTAKA
ka, izin copas ya kal
BalasHapus